Misalnya untuk menyatakan banyak sekali - buanyak banget- di masa kecilku kami ungkapkan dengan aek godang (pengucapan d jadi 'r') padahal jika d nya diucapkan semestinya maka pengertian aek godang adalah sungai.
untuk menyatakan keheranan - kagum terhadap sesuatu - di masa kecilku kami ungkapkan dengan ayeek jo! kira2 artinya Wow!
untuk menyatakan dang dope - belum - di masa kecilku kami ungkapkan dengan 'dang kodo' dengan pengucapan d jadi 'r'
gelleng - anak - di kampung saya disebut 'dukak' dengan pengucapan k pada huruf terakhir lemah (hampir tidak diucapkan)
dang olo au - gak mau/ ogah - di masa kecilku kami ungkapkan dengan 'dallau'
na jolo - masa lampau - di kampung saya diucapkan dengan 'nanganon' atau 'najukkani'
nengel - tuli - disebut 'dao tombakna'
agai amang -waduh- di kampung kami diucapkan 'ineng jo'
dan yang paling terciri dari dialek kampung saya adalah pengucapan r yg cadel, getaran pengucapannya berada di tenggorokan bukan di ujung lidah.
masih banyak dialek sehari-hari di kampung saya yang sudah hampir saya lupa, terkadang terobati rasa kangen dengan dialek kampung halaman jika bertemu dengan teman sekampung di pesta adat atau pesta natal
2 komentar
komentardialeknya itu termasuk bahasa apa ya ?
Replybahasa Batak Toba , mas Harris
Reply